07/05/18

Mari Bertemu dalam Buku-buku


“Semakin aku jauh, semakin aku tahu bahwa kamu adalah satu terbaik yang harus terus kuperjuangkan”


Belajarlah dari lokomotif dan segala keteguhannya. Ia mengenal peron stasiun, tempat beribu kenangan tercipta, tempat jutaan manusia menitikkan air matanya atau yang berberat hati melambaikan tangan mengucapkan selamat tinggal pada sosok terkasihnya. Kemudian ia harus mengenal arti menjauh. Melepas ikatan-ikatan perasaan, membiarkannya berjibaku dengan air mata dan segala luka-luka. Ia memutuskan diri menjadi lokomotif yang tegar berjalan pada jalurnya. Ia percaya diri bahwa suatu ketika jalur itu akan kembali pada peron yang sama, bertemu setelah sekian lama merindu. Ia yakin pada itu semua. Dan ia hanya berupaya untuk tetap berada pada apa-apa yang harus ia jalani. 

Belajarlah dari angin. Ia mengenalmu satu-persatu. Menyapa lembut tepat di hadapanmu. Namun ia memilih sembunyi. Bahkan ia mengajarkanmu satu hal. Tentang merelakan, tentang rasa yang tak melulu harus memiliki. Ialah ketika kamu tengah kesulitan bagaimana keikhlasan bekerja, belajarlah dari angin. Ia menyejukkan, namun tak pernah menampakkan fisiknya. Kenalilah lebih dekat. Menjadi angin ialah menjadi dirimu yang tanpa pamrih. Menyayanginya, mencintainya, bahkan jatuh hati padanya ialah upayamu membebaskan semuanya. Perihal ia menerima atau tidak, bukan lagi pada urusanmu mempengaruhinya. Angin tak pernah mengajarimu demikian, bukan?

Satu lagi..

Belajarlah dari dirimu sendiri. Sebab kamu mengagumkan. Selalu ada cinta pada hati seseorang, dan setiap orang punya cara masing-masing untuk menyampaikannya, setiap manusia punya jalan tersendiri untuk mengekspresikannya. Cinta yang membuatmu lemah sekaligus kuat. Lemah karena kamu terlalu berlarut-larut dalam perasaanmu, namun akan menjadi kuat sebab kamu yang mengetahui cara mendamaikan semuanya. Cinta membuatmu lebih mengenal dirimu sendiri. Cinta membuatmu menjadi diri sendiri. 

Belajarlah. Jangan pernah katakan padaku bahwa kamu akan memutuskan berhenti belajar. 



Belanda, Mei 2018.
-Ikrom Mustofa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...