07/09/17

Memperjuangkanmu; Satu Momen Terindah Buatku



Apakah bertahan selalu lebih mengagumkan dari mundur untuk menjauh?

Sudah berapa kali kubilang. Bahwa mundur, menyerah, bahkan mengatakan “maafkan atas kelancanganku sudah mencoba ada di kehidupanmu” ialah bukan aku sama sekali. Aku tak dibesarkan menjadi pengecut. Bertahan bagiku ialah karang yang mengagumkan. Ia menepis semua ombak bahkan badai. Bertahan bagiku ialah ketegaran yang tiada tara. Mendaki satu demi satu tangga kehidupan yang setiap tingkatnya akan menemukan banyak sekali kejutan. Dan aku akan selalu siap dengan banyak hal baru di hari yang baru. Aku tak akan mundur pada pertahanan kali ini. Percayalah!

Dalam ketegaran ini. Tak ada. Selain mendoakanmu dalam doa. Sebab menaruh perasaan padamu ialah bagian dari doa-doa. Ada ikatan yang hakiki saat aku jatuh hati padamu yang artinya aku harus lebih jatuh hati pada Tuhanku. Ia yang mengabulkan setiap harapan. Ia yang menjawab setiap permintaan dan doa-doa.

Kalau banyak yang bertanya mengapa aku tetap bertahan padahal mereka bilang ini adalah bagian paling memilukan. Maka aku dengan segala ketegaran akan menjawab bahwa ikatan ini telah kutautkan pada ikatanku dengan Tuhan. Aku selalu percaya bahwa kuasa-Nya jauh lebih besar dari cinta yang kupunya.

Dalam ketegaran ini. Tak ada. Selain ikhtiar untuk tetap bersemangat memperjuangkanmu. Aku menenangkan diri ini, bahwa kondisi saat ini hanyalah satu dari banyak peristiwa jatuh hati. Kamu merasakan ini berat sebab kamu belum merasakan kondisi lain soal jatuh hati. Seperti rasanya menjauh dari dimensi fisik dengannya. Kemudian sakitnya mengenang. Bahkan pedihnya melupakan. Saat ini, kamu hanya berada pada ketegaran untuk tetap jatuh hati padanya. Bahkan mungkin, kamu belum pernah merasakan patah hati begitu hebatnya.

Maka bertahanlah!!

Aku selalu kagum dengan seorang yang selalu konsisten dengan apa-apa yang ia cintai. Seperti ia mencintai pekerjaannya, walaupun dengan kondisi yang pas-pasan, penghasilan tak seberapa, belum lagi pengeluaran yang makin hari makin mengangkasa, namun ia tetap menikmatinya dengan hati. Tak selamanya kebahagiaan diukur dengan materi. Tak selamanya pula kebahagiaan harus berbalas dengan hal-hal nyata yang harus ada. Tak selamanya seperti itu.


Karenanya, aku akan tetap memperjuangkanmu.


-Ikrom Mustofa-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...