18/07/17

Mari Sesekali Mengenang Hari-hari Kemarin



Buku-buku pemberianmu. Satu persatu kuamati. Dari bahasan paling ilmiah hingga paling metafora. Ada cinta di sana. Ada kisah-kisah tersendiri pada caramu memberikan buku. Perasaanmu dulu kerap kali kamu tuangkan pada inisiatifmu memberiku buku bacaan. Dan aku jadi orang yang paling gemar menghabiskan buku itu. Kemudian menceritakannya padamu. Kamu mendengarkan serius, kadang-kadang tertawa, kadang kamu terharu dengan ceritaku. Banyak buku-buku pemberianmu juga turut menceritakan satu dua pengalaman mirip tentangmu. Tentang kita.

Surat-surat kita. Kini mirip buku. Sudah berapa tumpuk kata-kata itu jadi kalimat-kalimat syahdu. Ada bahasa-bahasa yang kadang tak tersampaikan ketika temu, mau tak mau harus terabadikan dalam kertas-kertas. Kemudian sebagiannya aku serahkan padamu lewat amplop-amplop. Selang beberapa hari kemudian kamu membalasnya dengan kata-kata. Dan aku selalu jatuh sebab untaian kata-katamu. Ada kita di sana. Tentang kita.

Ada barang-barang pemberianmu masih tersimpan rapi. Gambar-gambar kita. Ada banyak kenangan memintaku untuk lebih tegas dalam ikhtiarku menjauh darimu.

Bahwa aku sadar, dan mungkin kamu juga sadar. Sendiriku sekarang terasa ada yang hilang. Aku belum terbiasa. Ibarat luka, ia belum sembuh benar. Nanarnya masih terlihat jelas. Darahnya sesekali masih mengalir. Ada rasa yang tak biasa jadi sebuah lara tiada tara. Ada rasa tak biasa yang harus segera dijadikan kebiasaan menjalani hidup ke depannya.

Bagiku kita saling melengkapi. Namun sekarang yang ada ialah kita masing-masing yang harus terbiasa dengan kesendirian. Kita yang hilang dari kedekatan, dan kita yang harus bisa bertahan ke depannya.


Satu permintaanku padamu. Jangan sampai semuanya berhenti selepas kepergian kita masing-masing. Ada kehidupan baru yang harus tetap dijalani. Ada hari-hari baru dengan warna baru yang harus tetap ditempuh. Duka adalah manusiawi, kecewa adalah naluri manusia, namun jangan sampai ia jadi penghalang bagi kita untuk menapak tangga-tangga hidup selanjutnya.


-Dalam Sketsa-
(Ikrom Mustofa)

1 komentar:

  1. Nice Artikelnya.. ijin share dan jangan lupa kunjungan baliknya... http://essenaquatic.xyz/umpan-ikan-mas/

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...