21/09/13

"Tunggu aku untuk sebuah nama"

Mekkah, Suriah, Pagoda, India, Pamansam, Amsterdam... dan puing tanah asing


Negeri jiran, kota suci, negeri seribu palung, negara sejuta gedung, dusun beribu kasta
Tunggu aku, nantikan tumpuan tumit sederhana ini di hawa anyir atmosfir ruangmu bertahta
Aku masih rindu, rindu mengulang rasa mengenal, lalu berpisah, kemudian berharap
Aku masih rindu, rindu bertaruh asa di atas awan
Aku masih rindu, cekaman rasa haru, kejutan hal baru
Karena hakikat manusia adalah ikhtiar, tawwakal, dan berbaik sangka
Karena kita ialah bagian dari harapan dari setiap peran
Semoga ini bagian dari kebaikan berprasangka

Tunggu aku,
Untuk sekedar melukis nama bermakna mulia ini di sudut kotamu
Untuk sekedar menggoreskan kembali kesan rihlah ini
Karena kita tengah berjalan, maka muliakanlah setiap perjalanan

Tunggu aku,
Untuk kembali larut melukis awan di sana, mungkin sedikit berbeda dengan awan negeriku
Untuk berbicara banyak tentang pemuda, bencana, dan mitigasi, atau sekedar inspirasi
Mungkin tak banyak hal yang mampu ku sumbangkan,
Namun setidaknya dapat menjadi ruang baru untuk istri dan anak-anakku nanti.

Tunggu aku,
Untuk sebuah nama di negerimu
Pesan, kesan, teman, dan pengalaman
Untuk sebuah rasa syukur baru

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...