Rindu mungkin terlambat, namun hikmah yang akan tertambat.
Terkadang rindu hadir setelah perjumpaan usai, bahkan setelah
masa perpisahan. Selalu, ya selalu begitu.
Ah, tidak selalu, itu hanya rasa yang terlalu terdramatisir
oleh suasana.
Ia benar-benar hadir apa adanya, namun suatu ketika
membuncah-buncah, bahkan untuk menciptakan rasa rindu saja begitu sulit dalam
kesengajaan, namun ia sering datang dalam ketidaksengajaan.
Tahukah sesiapapun kamu,
Kerinduan selalu bermakna, kapanpun itu masanya.
Andai ia hadir sebelum bertemu, yakinlah, ia adalah
benih-benih pahala untuk terus berusaha dan mengusahakannya serta melabuhkan
pada tawwakal.
Andai ia hadir tepat dalam pertemuan, nikmatilah, karena tak
ada yang lebih indah dari rasa syukur untuk menikmati sebuah peran. Allah tak
pernah salah memilihkan beban di pundak kita. Maka bersyukurlah dengan kerinduan
yang datang saat itu, anggap saja itu sebuah senyuman di antara perjuangan.
Andai ia hadir terlambat, kembalilah bersyukur. kita telah
diberi banyak pilihan, kerinduanlah yang membuat kita kembali berusaha untuk
banyak hal.
Lalu adakah engkau khawatir dengan kerinduan?
Mungkin ada hal yang membuat kita tak mau mengenal banyak
orang, ialah karena khawatir oleh dahsyatnya kerinduan setelah perpisahan.
Mungkin ada yang membuat kita lupa diri, karena kerinduan
yang tak berbekal.
Engkau terlambat menikmati, engkau terlalu lama beradaptasi,
atau mungkin engkau lupa akan perpisahan yang lekas menjumpai. Lalu yang
tersisa hanya rindu, ya, rindu yang terlambat. Namun lupakah engkau dengan
hikmah yang selalu tertambat. Ya, ia selalu mengiringi setiap peristiwa. Adanya
hikmah ialah untuk merenungi makna kerinduan.
Maka merindulah, pada peristiwa yang membuatmu bangkit, pada
banyak hikmah yang selalu bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar