17/07/13

“Pulanglah, Nak”

“Ibu mungkin akan sangat bangga dengan keadaanmu sekarang, ini lebih dari sekedar harapan masa lalu ketika engkau begitu takut, pesimis, dan tak pernah bergumam akan cita-cita pada dunia luar. Namun penerimaan tak hendak berpasrah seperti itu. Sekarang engkau terlalu sibuk dengan aktivitasmu, liburanmu yang tergadaikan, perjalananmu yang sudah kesana kemari, hingga kesempatanmu mengunjungi kami begitu sempit, bahkan kami tak ingin berkedip sebab tak hendak melewatkan raut wajahmu barang sedetik saja.”


Mungkin kalian orangnya, mungkin kita “sang perantau”, atau bisa saja diri ini. Ibu telah biasa mengetahui isi hati anaknya, namun siapa yang tahu isi hati ibunya, gumaman diamnya, dan berbagai kilah tentangnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...