19/07/13

"Untuk Adinda"


Untuk Adinda,
Barangkali ada yang janggal ketika aku memanggilmu Adik, Sebab Adikku beragam. Karena itu kulabuhkan panggilan rindu ini padamu, Adinda.
Adinda yang menjadikanku tak biasa, membuatku lebih banyak diam tatkala beradu tatap denganmu. engkau mengajakku mengenal cinta lebih jauh, bukan untuk mencintaimu, namun pada cinta yang absah.
Sebab itu, malam ini, tepat dengan gemuruh Ramadhan, ku sempatkan menuliskan kembali sedikit hal tentangmu, tentang kita, tentang tarbiyah, ibrah, pelajaran, dan beberapa hal serta kenangan yang pernah membuatku terbang bak camar, jatuh bak daun, hingga aku kembali bangkit untuk melepaskan penat dan sakit.
Adinda, lupakan banyak hal tentang remah dan lemahnya iman saat itu. Lupakan caraku berbagi obat ketika engkau tengah sakit. Lupakan ketika diktat itu ku selipkan sepucuk surat. Lupakan saat sari kurma yang manis itu ku hadiahkan untukmu. Lupakan, ya lupakan saja.
Adinda, siapa sangka purnama itu selamanya indah, ia bergerigi, bergelombang, bahkan hanya memanfaatkan pantulan surya. Namun adakah ia menyembunyikan diri? Adakah ia urung memposisikan diri?. Ia tetap membuat jutaan sosok membahasakan dirinya dengan keindahan, indah yang alami. Lalu apa yang membuatmu malu? Adakah gerigi yang membuatmu hilang. Ah, lagipula tiada khilaf sebegitu besar hingga menjadikanmu lemah selemah-lemahnya. Engkau tetap menginspirasi.
Adinda, terima kasih sudah membuatku bangga untuk berjalan. Walau harus menapak lebih banyak. Ada yang ku tahu dari sebuah langkah, ialah harapan yang tetap ternantikan. Ada yang ku tahu dari sebuah tatapan, ialah kesempatan untuk membangunkan namun tak hendak menggurui. Ada yang ku tahu dari sebuah anggukan, ialah ujian yang mengharuskanku bertahan.
Panggilan rindu? Bukan. Maksudku bukan itu, sebab tak banyak yang ku tahu tentang arti merindukan sesiapa yang belum berhak. Akupun tak mau merindukan lebih jauh. Aku hanya rindu petuah itu, walau hanya isyarat namun cukup membuatku belajar banyak, walau hanya diam namun itu bagian dari ribuan kata yang terpendam.
Semoga Allah tetap memberkahi langkah kita. Amiin.

Terima kasih Adinda.


Sumber gambar klik di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...