Terkadang harus tertuang dalam tabir rindu
Rindu meraih mushaf suci yang tergeletak berdebu di pojok
dipan gubukku
aku tertegun dalam ibrah, terhanyut dalam manisnya diksi nan
suci itu
hanya sepotong sujud yang mampu ku rajut bersama alunan nada
bayyati..
ya, irama yang mampu menggetarkan sanubari..
pagi ini, tiada mungkin serupa senja yang hangat, atau larut
yang menusuk..
pagi ini beku dengan hujan rintik yang menemani muhasabah
jemari legam ini
dengan kutipan mentari dan albedo yang hampir usai
dengan atmosfer segar hadiah Ilahi
bersamanya ku genggam gejala semesta dalam lembar-lembar
inspiratif ini
bersamanya telah terangkum indah, terangkum dalam mushaf
cinta..
aku sempat terbuai, aku jua sempat berfahmil akan kauniah
dalam Qur’an
akan hujan yang penuh harmoni, akan aurora yang sarat
estetika, akan tiupan bayu yang menyejukkan kalbu
hingga akan topografi semesta ini..
*Sekisah asa dalam cita
19.
Ikrom Mustofa
ku dedikasikan untuk mahasiswa GFM 48/ ditulis untuk lomba mading FIM FMIPA IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar