“Usaha itu gunung, dan do’a itu pepohonan. Mendakilah setinggi
mungkin dengan usaha yang ada, dan sempatkan untuk berteduh dari terik atau
hujan dengan pepohonan yang rindang. Tingginya gunung tanpa hijauan pohon
terasa gersang bahkan menimbulkan bencana. Kuatnya usaha tanpa iringan Do’a
akan terasa angkuh bahkan tak beresensi”
Sudah beberapa waktu tidak mencoret laman ini, rasanya hari
ini saatnya menuliskan kembali secuil kisah dalam sebuah prosa sederhana. Kali ini
tidak berhiperbola dengan kata, namun juga tidak akan serumit Artikel ilmiah. Karena
hanya sebatas curhatan seorang remaja yang insyaallah akan beranjak dewasa.
Alhamdulillah dinginnya pagi tadi tidak menyurutkan niatan
untuk tetap menjalankan ibadah subuh di mushala dekat kontrakanku. Melewati kompleks
kuburan warga dengan mata yang masih belum begitu pulih karena menahan kantuk
pagi itu. Setelah menyusuri sekolahan yang agak gelap namun sedikit temaram
oleh lampu jalan, akhirnya sampai juga di mushala yang juga masih sepi jamaah. Bersama
beberapa jamaah, ku jalankan shalat subuh di sana, hingga kemudian aku kembali
pulang.
Teman-teman kontrakan kebanyakan masih lelap dalam tidur,
bukan karena malas atau apa, namun karena kebanyakan mereka tidur hingga larut
malam dengan bertemankan tugas dan laporan yang super banyak, ditambah lagi
dengan hawa pagi itu yang dinginnya gak nguatin. Setelah membangunkan mereka
satu persatu, walaupun kebanyakan dari mereka kembali merapatkan selimut,
akhirnya aku membuka mushaf yang beberapa minggu terakhir ini jarang ku buka. Ku
suarakan surat al-Anbiya’ beberapa ayat dengan nada tidak terlampau lantang
namun cukup untuk ku dengar sendiri.
Setelah menutup rapat mushaf itu, aku tidak segera
merapatkan selimut kembali. Walaupun hari ini aku masuk kuliah lebih lambat
dari mereka namun hari ini ada mata kuliah yang masih menjadi momok buatku. “algoritma
dan pemrograman”, ya sebuah mata kuliah dari departemen ilmu komputer. Berstatus
sebagai mata kuliah minor plus interdepartemen yang artinya aku harus melahap
habis mata kuliah ini. biasanya minggu-minggu sebelumnya, aku tidak seekstrim
ini untuk memperdalam penguasaan di Algor (panggilan hangat untuk mata kuliah
ini). namun pagi ini aku lebih giat, sebab seminggu yang lalu sewaktu mata
kuliah Algor, aku habis menjadi korban tunggal sang dosen.
Waktu itu benar-benar ngantuk, hingga mata pun gak bisa
diajak kompromi lagi. Saat sedang asyik dengan tidur sesaat, tiba-tiba pak
dosen memanggil namaku dan menyuruhku untuk mentrace program ke dalam sebuah
input dan output di papan tulis. Berbekal pengetahuan yang pas-pasan dan dengan
kondisi yang belum sadar betul, aku terlihat begitu nerveous di depan. Benar-benar
tidak bisa ngerjain apa-apa waktu itu, keringat dinginpun menjadi tak
terkontrol lagi.
Dan pagi tadi aku habiskan untuk menguasai konsep
matang-matang, tracing program, memperhatikan baris demi baris, hingga mencoba
membuat program. Hmm, alhasil aku lebih tenang masuk kelas algor, dan untungnya
pak dosen tidak lagi menyuruhku mengerjakan di depan, walaupun di akhir
pertemuan beliau kembali memanggilku untuk memastikan bahwa hari ini aku sudah
harus bisa membuat program.
Alhamdulillah, semoga minggu depan tepatnya sebelum UTS ini,
materi Algor sudah dapat terkuasai dengan benar. Bismillah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar