Siang ini masih tanpa surya
Bersama kursi tua berlumur cokelat tua pula
Rintik berharmoni sesaat, mengantar bau anyir tanah ke
sela-sela nafas
Mungkin ia akan turut bermalam dalam nadi, gumamku
Masih bersama seduhan poci hangat, penyambut berkah langit
biru itu
Satu rintik, pedih mengingat hitam kala belia
Dua rintik, tetap saja bersama lamunan tanpa asa
Hingga berintik-rintik, buncahan itu semakin menjadi
Asaku belum padam, anganku jua belum usai
Aku masih punya senja, dan hadiah nafas dariNya
Untuk tetap menghidupi sanubari ini hingga nanti
Riau, 23 Agustus 2012
*sengaja ku dedikasikan untuk jiwa-jiwa yang akan memulai
kembali “rihlah” di kota hujan, kampus rakyat IPB. Semangat selalu untuk
menuntut ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar