07/07/18

Dalam "Menua Bersamamu"

Sebuah Puisi, Untuk pernikahan sahabat Sigit Eko Januar & Rafika Shofidaliana


Dengan lafaz basmalah disambut sapuan angin-angin desa
Seraya kutadahkan tangan dalam dekapan doa-doa
Bertabur santunnya bahasa yang termaktub dalam janji-janji
Bermetamorfosa pada ikatan-ikatan penuh arti
Dalam tawa bahagia namun tetap syahdu
Dalam senyuman dua perasaan saling padu
Dalam ingatan untuk saling mencipta asa
“Esok, lusa, dan hari-hari selanjutnya ialah kita berdua.”

Dengan satu napas rangkaian kalimat akad
Kita melangit dalam harapan-harapan
Kemudian membumi dalam kesetiaan
Kita meninggi dalam kebaikan-kebaikan
Kemudian merendah dalam kesederhanaan
Kita hiperbola untuk saling bertukar pujian
Kemudian kita hilangkan segala keangkuhan

Dengan genggaman tanganmu yang kemudian kini dapat kudekap erat-erat
Kita rangkai mimpi 
Kita semai Kebaikan nan abadi

Dengan disaksikan puluhan bahkan ratusan pasang mata
Kita berjalan pada apa-apa yang belum pernah kita lakukan
Hal-hal baru yang membuatmu baru
Membuatku baru
Rumah baru itu bukan sekadar bangunan berpondasi dan berjendela baru
Namun hati dan perasaan kita
Yang mengikhlaskan apa-apa yang sudah
Yang merelakan segala yang pernah

Terima kasih
Atas hari yang kemudian kita menyebutnya sejarah
Bahwa hari esok adalah dua doa
Dua kebahagiaan
Dua keterasingan yang kini menemui dunianya
Ialah kita, hati kita, perasaan kita
Dan segala yang ada dalam diri kita

Terimalah
Sebab kamu tak perlu mengerti aku sepenuhnya
Menerima ialah melegakan
Untuk masa depan yang akan selalu jadi hari-hari paling berkesan



Belanda, Juli 2018.
-Ikrom Mustofa-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...