05/03/17

Kehilangan yang Baik



Apa definisi kehilangan buatmu?

Kehilanganmu. Aku bahkan tak pernah membayangkan satu kata itu bertengger manis pada ubun-ubun. Aku belum berpikir sejauh itu, andai saja harus kehilangan dirimu. Harus puasa berkomunikasi denganmu saja rasanya sesak dan tersiksa, apalagi harus kehilanganmu?

Bukankah pertemuan selalu ada masa berpisah. Dan malangnya, dalam perpisahan selalu saja ada yang hilang. Baik banyak atau hanya sekelumit saja. Baik yang tampak oleh fisik, atau yang ada di dalam dada.

Dan aku menyadari. Tak ada rindu bila tak ada temu yang kemudian berpisah sendu. Tak ada rasanya kehilangan bila tak ada perpisahan.

Apakah kehilangan selalu menjemukan? Atau adakah kehilangan yang baik? Semisal kehilangan yang melegakan. Kemudian diam-diam saling mendoakan. Kemudian diam-diam saling mengikhlaskan apapun yang terjadi nantinya.

Dulu kamu pernah berkata bahwa kehilangan tak selamanya menyakitkan. Pada satu kesempatan, kehilangan ialah baik. Ia yang kemudian menciptakan jarak untuk tetap terhubung dalam doa. Ia kemudian memaksamu untuk mencipta mimpi-mimpi jadi kenyataan, yang pada akhirnya memintamu berikhtiar sekali lagi untuk kemudian menemukannya.

Inikah kehilangan yang kuingini?

Berkali-kali aku merutuki diri ini, apakah kehilangan ini harus aku sendiri yang merasakan? Mengapa tak mereka saja yang sudah kuat dan siap. Aku lemah soal ini. Menumbuhkan perasaan saja sangat sulit. Menyimpannya juga perlu ikhtiar tersendiri. Apalagi harus kehilangan.

Baiklah, katamu lagi ini kehilangan yang baik. Tolong jelaskan padaku, kehilangan yang seperti apalagi? Aku tak setuju kalau kehilangan di antara kita ialah baik. Walaupun pada pemahamanku yang lain, kehilangan adalah proses dan takdir dari-Nya. Namun aku tak ingin ini juga terjadi pada kita.

Kalaupun kamu tak mau menjelaskan, aku yang akan tetap mendefinisikan penjelasanmu pada akhirnya. Lewat responmu selama ini. Lewat ketidakpekaanmu. Lewat kamu yang makin menjauh tanpa sebab yang jelas.


Jadi apakah kehilangan di antara kita ini bagimu masih tetap baik?


-Dalam Sketsa-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...