18/04/13

Sedekat Apa?


Malam lusa, kamu tengah mengajakku bergumam tentang sebuah arti kekeluargaan, makna ukhuwah, hingga perjalanan sebuah pertemuan atau perpisahan. Kompleks memang, karena berbicara soal hati bagi setiap aktornya, tentang sebuah perasaan bagi wanita kebanyakan, atau persoalan emosi bagi beberapa kaum lelaki.

“Seberapa spesialkah?” tiba-tiba ku layangkan pertanyaan demikian.

Kemudian kamu bercerita akan manisnya pertemuan, suka dukanya perjalanan merajut ukhuwah, hingga kamu begitu mengkhawatirkan perpisahan.

Aku tak lagi menganalogikan hal ini, sebab persoalan ini sudah lebih dari sekedar analogi kehidupan manusia di muka bumi.

Ketika kamu kecil, kamu akan menganggap teman mainmu sebagai sosok sahabat kecil yang tak terpisahkan. Lalu kamu masuk sekolah dasar dengan teman yang lebih banyak lagi, sejenak kamu menganggap mereka separuh hidupmu, sebab sebagian besar waktumu habis bersama mereka. kemudian kamu beralih ke sekolah lanjutan, kini masa remajamu bahkan lebih indah dengan sahabat-sahabat terdekatmu, dan mungkin kamu lebih sering bertemu dengan mereka. dan akhirnya sekarang, dunia kampusmu terlihat membuatmu lebih dewasa menyikapi keadaan. Kamu lebih aktif di banyak komunitas dengan teman yang tak kalah berkesannya. Namun ini hanya beberapa saat saja, ini hanya beberapa potong mozaik kehidupanmu. Suatu saat nanti andai usia masih tetap berjalan, engkau akan menemui dunia yang tak kalah uniknya, dunia kerja, keluarga baru, bahkan apapun itu.

Lalu apa yang membuatmu begitu khawatir? Tidak ada yang lebih spesial, sebab semua telah diatur oleh-Nya dalam jalan kehidupan kita masing-masing.

Kamu berjalan di sebuah gang setapak dengan terus memunguti mawar yang ada di depanmu. Kamu mengambil setiap mawar yang tergeletak ketika langkahmu terus terayun. Sambil berjalan, engkau terus menjaga mawar-mawarmu dalam toples berisi air. Semakin banyak mawar yang terambil, semakin mewangi perjalananmu. Tak ada bedanya antara mawar yang baru terambil dengan mawar yang sudah mengikut denganmu sejak lama, hanya saja yang baru akan lebih membuatmu tertarik dengan warna dan semerbaknya yang masih khas. Tinggal bagaimana engkau menjaga mawar yang sudah lama. Jagalah semuanya, sebab mereka turut membuatmu wangi. Mereka semua spesial, mereka semua berharga.

“Pastikan selalu ada cinta di sela pertemuan. Sebab cinta akan menguatkan raga kala perpisahan menjemput.” 

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni’mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni’mat Allah, orang-orang yang bersaudara. dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Al Imran: 103).

3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...