11/11/12

Pesta Sains dan Sekelumit Suka Duka Gebyar Prestasi Santri


“Rumput tetangga terkadang terasa lebih hijau. Jangan iri dengan rimbunnya tajuk dan kanopi di sana, ada kalanya kita belajar lebih banyak tentang bagaimana hijaunya rumput mereka”

Musim ujian tengah semester di kampus hijau ini telah usai, namun ada yang sedikit berbeda dengan salah satu fakultas di IPB. Faktanya, sebuah kegiatan akbar berskala nasional baru saja usai dilaksanakan selepas UTS ini oleh fakultas MIPA IPB. Pesta Sains Nasional, ya, PSN nama bekennya. Sebuah kegiatan mirip olimpiade, namun lebih aplikatif dengan sentuhan unsur-unsur kompetisi tertulis, kompetisi cepat tepat, hingga presentasi prototype. Sebut saja kompetisi yang dilombakan yaitu Statistika Ria, Meteorologi Interaktif, Lomba Cepat Tepat Biologi, Matematika Ria, dan masih banyak lagi. Kegiatan ini dikemas untuk siswa SMA atau sederajat dalam skala nasional. Tidak tanggung-tanggung, peserta yang mengikuti kegiatan akbar ini ada sekitar 1800 siswa sehingga membuat panitia lebih sibuk dalam menyiapkan segalanya. Peserta juga berasal dari berbagai daerah di Nusantara ini, dari mulai yang terdekat seperti Bogor, hingga dari daerah terjauh sekalipun seperti Aceh, Manado, dan lain-lain. Antusiasme terlihat dari berbagai pihak, mulai dari peserta yang masih bersemangat hingga acara berakhir, berbagai instansi yang mensponsori kegiatan ini dengan bermacam-macam reward, media partner yang lebih dari perkiraan semula, hingga antusiasme rekan-rekan panitia yang tetap berkoordinasi dan saling menghargai job desk masing-masing.
Aku? Alhamdulillah masih bisa berkontribusi dalam kegiatan ini dengan bergabung di divisi tim soal. Tugas divisi ini lumayan rumit, mulai dari create soal, melaporkan ke dosen untuk direvisi, hingga memeriksa jawaban peserta. Kebetulan di sini aku diamanahi disub panitia, tepatnya di kompetisi meteorologi interaktif. Awalnya, kekaguman langsung saja muncul saat melihat mekanisme kompetisinya. Babak penyisihan awal dilakukan dengan sistem komputer yang tersambung dengan internet lokal, sehingga fluktuasi nilai peserta sudah dapat dilihat saat itu juga di layar komputer. Walaupun ada sebagian peserta yang tetap mengerjakan soal secara tertulis, namun setidaknya sebagian besar peserta sudah dimudahkan dengan adanya program tersebut. Sungguh menarik dan tetap sarat esensi.
Sejenak menyimpan divisi tim soal, melihat kinerja divisi lain juga membuatku lebih bangga dan merasa belajar banyak dari mereka. tim acara yang super sekali, LO yang tetap konsisten dari awal hingga akhir, Logstran yang tetap giat, dan divisi-divisi lain yang tetap berkomitmen dengan job desk masing-masing. Bahkan, ibu Kepala Departemen kami, Ibu Rini Hidayati sangat mengapresiasi kinerja panitia. Beliau dengan senyum bangganya mengeluarkan jutaan rupiah untuk menyukseskan acara ini. subhanallah, keberkahan terkadang memang datang dengan tiada diduga-duga.
Melihat, mengamati, dan merasakan kegiatan pesta sains yang demikian suksesnya membuatku lebih terpacu lagi untuk menyukseskan acara yang satu ini. Gebyar Prestasi Santri, sebuah acara tahunan CSSMoRA IPB yang juga diperuntukkan untuk siswa setingkat SMA, namun dalam hal ini adalah santri pondok pesantren. Alhamdulillah, sebuah amanah besar karena untuk GPS tahun ini, aku diamanahi sebagai ketua pelaksana. Sebuah mandat yang harus dipertanggungjawabkan demi kebaikan CSSMoRA IPB di tingkat internal maupun eksternal. Tahun lalu juga sempat merasakan pengalaman sebagai panitia GPS. Dengan suka duka yang ada, dengan berbagai kendala dan halangan yang melanda, dan dengan minimnya pendanaan, akhirnya kegiatan GPS berskala nasional tahun lalu sukses terlaksana walaupun dengan berbagai evaluasi yang membangun.
Tahun ini? tidak muluk-muluk, berawal dari semangat panitia nantinya, dengan feel kepanitiaan di GPS, dan dengan kinerja panitia yang tetap konsisten dan berkomitmen dengan job desk, berharap besar acara tahun ini akan jauh lebih sukses dari sebelumnya. Rumput tetangga mungkin jauh lebih hijau, bahkan mereka jauh lebih subur, namun tiada salahnya kita berupaya menghijaukan rumput kita sendiri. Beruntung sekali masih memiliki GPS tahun lalu dengan berbagai kritik, evaluasi, dan saran yang berdatangan dari berbagai pihak, karena sesungguhnya hal itu jauh lebih penting untuk kemajuan acara GPS ini dari sebuah pujian. Mengutip sedikit pernyataan Aa Gym dalam sebuah acara Kick Andy, beliau mengatakan “jebakan popularitas, jebakan kemudahan, jebakan penghormatan jauh lebih berbahaya daripada penghinaan, caci maki”. Lebih jauh pula, beliau menambahkan pernyataannya dalam sebuah analogi. “seorang ibu membawa anaknya untuk divaksinasi. Anak menangis, anak menjerit, anak demam, susah tidur. Tetapi, suatu saat anak itu akan berterima kasih sudah divaksinasi. Niat ibu baik walaupun caranya tidak populer dipahami anak. Allah maha tahu segala niat.”
Gebyar Prestasi Santri Se-Jawa Bali. Insyaallah. Semoga hadirnya acara ini semakin menghadirkan animo bahwa santri tidak harus dipandang sebelah mata. Semoga acara ini juga tetap sarat esensi, tetap menghadirkan feel teman-teman panitia, dan tetap menjadi GPS yang lebih baik dari acara serupa sebelumnya. Bismillah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...