21/08/12

Sebuah Humaniora


Perlukah hati kecil ini berbicara, kapan terakhir engkau mencinta anak manusia?
Menaruh hati di atas hati yang empunya cinta, hingga terlukis luka akhirnya
Perlukah hati kecil ini berbicara, kapan terakhir engkau menoreh kanvas cita?
Membenamkan kuas asamu dalam lumuran cat kelabu, lalu menerka simfoni kesyahduan
Perlukah hati kecil ini berbicara, kapan terakhir engkau menengadahkan tangan padaNya?
Melalui lentera, melalui bisikan suci engkau berkaca-kaca, hingga kehangatan penuh warna
Perlukah hati kecil ini berbicara, kapan terakhir engkau menerawang rembulan malam itu?
Berharap seseorang jua tengah menatap dari sisi lain, turut meniupkan azzam jua
Perlukah hati kecil ini berbicara, kapan terakhir engkau berharap?
Berharap dalam diam, keromantisan penuh tanya hingga nanti terusik masa

Ketika rona hati kecil dalam senja, terbuai nafas sengal untuk bertemu larut..
Hingga tanpa sadar menyapa ratus, ribu, bahkan jutaan bintang
Dan menatap manis rembulan purnama itu
Bersama ratusan bahkan jutaan nafas yang menatapnya jua

Aku sendiri,
Masih bersimpuh dalam diam, dalam perhelatan Ilahi
Menunggu benar-benar senja,
Hingga aku tak lupa lagi kapan terakhir melakukan semua itu..

Riau, 21 Agustus 2012
*sengaja ku dedikasikan untuk jiwa yang tengah berharap dalam diam. Diammu sungguh berarti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...