02/08/12

Ramadhan Untuk Sebuah Surau

Bukankah malam ini sudah jauh dari senja
Senja yang penuh sesak, hingga bermetamorfosa sempurna
Bukankah hening ini sudah jauh dari kerumun
Kerumun yang penuh derit, hingga hanya bisikan jiwa
Bukankah hati ini sudah jauh dari gelimang dosa
Dosa masa silam, hingga putih bersih laksana mori
Bukankah cerita ini sudah jauh dari masanya
Masa ketika rambut belum terperak, hingga bebas bersenggama dengan waktu
Bukankah surau ini sudah jauh dari gubuk mereka
Gubuk yang tersulap laksana bar, hingga hanya jeritan insekta

suasana malam ini, ya, kira-kira sudah belasan hari bertemu bulan ramadhan. tak terasa telah menjalani shaum ramadhan belasan hari pula, melaksanakan sholat tarawih dengan beberapa jamaah yang kebanyakan telah paruh baya usianya, hingga berupaya mengkhatamkan al-qur'an selama satu bulan ini.
gubukku tepat bersebelahan dengan surau tertua di desa kami. Dahulu sebelum banyak masjid-masjid baru yang didirikan, surau inilah yang penuh sesak dengan jamaah sholat tarawih. namun sekarang, seiring dengan perkembangan zaman, suasana kehidupan yang kental dengan tradisi agama mulai terdegradasi zaman. jamaah yang dulunya aktif hadir di surau, kini memilih menghabiskan waktu setelah berbuka puasa dengan menonton siaran televisi atau sekedar bercengkrama bersama keluarga mereka tentunya. Imbasnya, surau itu kini kosong melompong. hanya beberapa jamaah yang hadir dalam setiap kesempatan sholat tarawih seperti ini. malam ini juga lebih hening dari beberapa tahun lalu. ketika itu lantunan tadarus al-qur'an berlomba-lomba dikumandangkan, namun sekarang hanya satu atau dua surau saja yang masih mempertahankan tradisi tersebut. melalui hati kecil ini, hanya do'a dan secuil usaha yang bisa ku lakukan untuk mengingatkan mereka.
bukankah hidup itu baiknya saling mengingatkan satu sama lain. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...