29/07/12

Saat Sahur Tanpa Kehadirannya


Denting jarum pengingat masa masih tetap adanya
Melengking di sela hening
Rona tanpa pola, namun indah dengan deret hampir tumpah
Pociku jua hampir usai
Hingga sulutan batang tembakau jua tak sekekar dahulu

Langkahku kaku terhipotermia embun tergutasi
Enggan ku katupkan bola mata, namun kantuk menyiksa jiwa
Ragaku bahkan nyaris rapuh
Rapuh oleh suasana melahap hidangan pagi buta tanpanya
Hanya hening bertemankan sepi, sunyi senyap menggelayuti diri

Mencoba menghadirkan bayang ketika ia tengah menyajikan resep penumbuh cinta itu
Bayang semu yang mencoba hadir dalam kemayaan diri
Ya, hanya dalam maya
Hanya berwujud siluet namun kaya makna
Semilir angin, semacam coriolis seakan menikam nafas sengal ini dari belakang
Membungkam mulut yang sedari tadi bisu tanpa kata
Namun sungguh tikaman hangat, bungkaman indah
Tak bermaksud mengantarkanku ke barzah segera
Hanya menyapaku lewat semilir peraib dedaunan

Ikrom Mustofa


Suasana sakral saat sahur terkadang butuh kebersamaan bersama keluarga tercinta, sahabat, ataupun rekan kita. kebersamaan itu lebih-lebih akan terasa maknanya dan akan dirindukan kehadirannya saat menjalani sahur sendiri. Memasak hidangan sendiri, menyajikan sendiri, hingga menyantap hidangan tersebut sendiri. Ah, mungkin hanya bertemankan secangkir teh poci, sebatang rokok bagi anda yang merokok tentunya, dan semilir angin malam yang terkadang membuat bulu kuduk berdiri sendiri. Akhirnya, manfaatkan dan gunakan kebersamaan yang telah terjalin sekarang, karena siapa tahu masa depan, siapa yang tahu keputusan buat kita di lauhul mahfuz sana kecuali Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...