27/07/12

Mereka, Sosok Berjasa itu..


Sadarkah kita dengan berbagai pencapaian yang telah berhasil digapai hingga hari ini?
sadarkah dengan impian-impian yang dulu hanya dalam angan, maka hari ini telah berada di depan mata bahkan sudah dapat kita nikmati dalam dunia nyata?
mungkin sudah sepantasnya bahkan sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita untuk tetap bersyukur padaNya, dan hal itu telah banyak dilakukan oleh sebagian besar di antara kita. Bahkan tanpa kita sadari, kita telah berhasil menjadi hambaNya yang selalu bersyukur atas nikmatNya.
Pencapaian, prestasi, karir, hingga kesuksesan yang mungkin tidak semua orang dapat memilikinya merupakan anugerah Ilahi. Melalui ridhoNya, kita telah berhasil menyemat impian itu dalam jiwa.
Namun sadarkah kita bahwa pencapaian yang tak terasa sudah sejauh ini bukan hanya ikhtiar dan tawwakal diri kita semata?
sepatutnya kita meng “kilas balik” peristiwa sebulan, setahun, atau bahkan sewindu yang lalu. Proses menyemat impian itu adakalanya dipenuhi perjuangan yang membutuhkan sosok-sosok inspiratif, sosok yang pantang menyerah, sosok yang ikhlas, bahkan sosok yang memiliki sejuta andil dalam perjalanan menuju puncak itu. Terkadang kita tidak menyadarinya. Mungkin memang sepele, bahkan tidak penting, namun bukankah mengingat kembali sosok berjasa itu hingga sekedar berucap  “terima kasih” merupakan suatu penghargaan tersendiri bagi mereka.
Mereka mungkin tidak mengharapkan imbalan dari kita, bahkan ucapan “terima kasih” sekalipun. Terkadang kita tidak menyadari keikut sertaan mereka, namun sesungguhnya merekalah yang berjuang keras demi tercapainya impian kita melalui do’anya, melalui peluh dan hartanya, bahkan hingga titik darah penghabisan sekalipun. Sosok berjasa di balik pencapaian yang kita raih mungkin berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Ada kalanya sosok itu adalah ibu kita yang penuh petuah, atau ayah kita yang menuntut kita untuk selalu hidup disiplin, atau guru-guru kita dengan sumbangan ensiklopedi tanpa batas, atau bahkan sahabat kita yang rela menggadaikan perasaan gembiranya untuk membalut duka dalam diri kita.
Sekarang, kita harus yakin, mereka pasti gembira melihat kita menjadi pembicara dalam sebuah seminar. Mereka pasti menangis terharu mendengar kita berhasil menduduki jabatan penting. Bahkan mereka akan selalu membeli buku-buku yang kita tulis walaupun harganya mahal sekalipun. Namun bagaimana dengan kita, akankah kita tetap menganggap mereka sebagai katalis saja? Akankah kita lupa cucuran peluh mereka? tidak, saya yakin kita akan selalu menjadi jiwa-jiwa yang penuh rasa “berterima kasih” kepada mereka. Ya, untuk mereka sosok berjasa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...