28/05/12

Kalau anda benci berlomba, hendaknya anda tidak membenci info lomba


Dunia kampus ternyata lebih menantang dari sebuah dunia putih abu-abu. Terkadang kita sendiri sampai sesak dibuatnya. Namun uniknya, kampus atau lebih terkenal dengan nama universitas dan institut ternyata lebih banyak menyimpan dan membagi berbagai macam kompetisi dari pada sebuah dunia putih abu-abu ataupun putih biru daunker dan semua itu terbuka bagi mahasiswa di manapun ia berada. Kompetisi yang disajikan pun sangat beragam, mulai dari kompetisi yang ringan namun mengasikkan seperti lomba makan es krim hingga kompetisi yang sangat bergengsi dan tidak semua mahasiswa dapat mengikutinya, seperti pemilihan mahasiswa berprestasi.
Coba anda bayangkan ketika berjalan di koridor-koridor kampus, disana dengan begitu mudah anda akan temukan bejubel info lomba yang tertempel rapi di mading-mading sekitar koridor. Hal ini merupakan surga bagi mahasiswa yang senang mengikuti lomba karena dengan adanya info gratisan itu mereka tidak harus lagi searching ke internet. Namun di balik mahasiswa dengan surga lombanya itu, ternyata ada beberapa kelompok mahasiswa yang menganggap lomba bukanlah segalanya. Mereka mungkin sangat berminat mengikuti lomba-lomba itu, namun berbagai kondisi memaksa mereka untuk mengurungkan niat, seperti kurangnya percaya diri, malas, dan lain-lain.
Tulisan saya kali ini terfokus pada kalangan mahasiswa yang fhobia terhadap berbagai perlombaan. Hmm, sebenarnya bukan fhobia, namun bahasan sederhananya adalah minder dengan berbagai perlombaan tersebut. Sebagai pengalaman saja, saya pernah mengajak teman yang mungkin fhobia terhadap perlombaan untuk mengikuti kompetisi menulis. Awalnya ia sangat minder, down, dan tidak percaya diri dengan kemampuannya. Namun dengan bujuk rayu saya akhirnya ia menurut untuk bergabung dalam perlombaan tersebut. Dengan tak disangka-sangka, akhirnya karya tulis yang kami ajukan lolos sebagai finalis. Dia awalnya tidak percaya sama sekali, namun akhirnya ia begitu bersemangat saat mengetahui sendiri pengumuman finalis tersebut. Bagaimana dengan dia sekarang? Ya, dia mulai kehilangan fhobianya, dia mulai membuang sifat mindernya, dan dia mulai mencari-cari info lomba untuk terus diikuti.
Jadi ternyata tidak ada mahasiswa yang fhobia terhadap lomba. Hanya saja, mereka cenderung rendah diri. Bukankah Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Potensi, keterampilan, dan berbagai unsur positif lain telah Allah berikan kepada kita dengan seadil-adilnya. Adakah diantara anda yang masih sangat minder dengan sebuah kompetisi? Ayo kawan, jangan pernah sia-siakan kesempatan yang ada. Perlombaan, pertandingan ataupun kompetisi bukanlah suatu hal yang perlu ditakuti. Kunci utamanya adalah menghadapi berbagai event tersebut dengan penuh percaya diri. Jangan pedulikan hasil, namun kejar proses dan perbaiki jalan untuk menuju puncak prestasi.
Agaknya anda perlu mencontoh seorang pejuang ilmiah, Thomas Alfa Edison yang penuh percaya diri untuk terus mencoba dan bereksperimen tentang bola lampu. Ia bukanlah tipe orang yang mudah putus asa hingga penemuannya berhasil dinikmati umat manusia. Andai pada percobaan ke-999 ia menyerah, mungkin hingga saat ini kita belum dapat menikmati dan merasakan kegunaan bola lampu itu. Begitu juga dengan lomba kawan, agaknya kita perlu berlapang dada dengan hasil yang kita raih saat pertama kali mengikuti sebuah ajang perlombaan. Gagal? Wajar, bahkan memang disarankan untuk gagal terlebih dahulu agar kita merasakan arti kegagalan itu seperti apa. Bukankah sudah lama didengung-dengungkan sebuah kata- kata indah bahwa kegagalan adalah awal dari sebuah keberhasilan. Kalah? Biasa, itu tandanya anda harus melawan kekalahan itu. Anda tidak perlu kalah dan mengalah dengan nasib, tapi anda perlu menyubstitusi kekalahan itu dengan usaha yang lebih keras lagi.
Inilah waktunya untuk terus berkarya kawan. Dunia akan tetap membutuhkan anda dengan tumpukan keahlian yang anda miliki. Masa muda perlu kita hiasi dengan berbagai perlombaan yang bermanfaat. Akhirnya, jika anda tetap membenci kata ‘lomba’ hendaknya anda tidak benci terhadap berbagai atribut lomba disekitar anda karena sesungguhnya itu akan memotivasi anda untuk membuang jauh-jauh kebencian itu. Syukron..

Bogor, 24 Mei 2012
Ikrom Mustofa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...