09/02/19

Februari yang Tiba-tiba Datang



Purnama kedua adalah Februari yang tiba-tiba datang di saat kamu tak juga berubah.

Bukankah segala yang sudah kita bersamai adalah tentang semua yang harus kita sadari ke-sementara-annya?

Sementara kita terlampau nyaman pada kondisi seperti ini. Menganggap semua baik-baik saja. Padahal waktu terus merangkak maju. Tak adakah sesuatu yang ingin kamu katakan? Tak adakah satu hal saja yang ingin kamu perbaiki?

Sudah purnama kedua, namun kamu masih saja beku. Gunung es pada temperatur paling rendah. Tak ada cair.

Kiriman harapan lewat doa sebulan terakhir juga masih belum menampakkan hasilnya. Aku yang kurang sabar, kurang bersyukur, atau memang kamu yang sudah tak dapat diharapkan?

Kerjaanku sekarang mirip dengan detektif. Mengamati semua aktivitasmu di media sosial. Membaca satu per satu segala apa yang kamu unggah. Mengamati pembicaraan akrab dengan karibmu di ranah maya. Kemudian dengan jurus terka, aku berupaya menghubung-hubungkan semuanya menjadi satu prasangka. Pada akhirnya semuanya buyar, yang tersisa hanyalah kekhawatiran dan kekhawatiran.

Aku mengkhawatirkanmu berlebihan, namun kamu belum tentu. Menyakitkan, bukan?

Belajarlah mencintai, menerima kenyataan, mensyukuri pemberian-Nya, dan bersabar pada setiap keadaan. Banyak orang dengan mudahnya berucap demikian. Menyadur dari berbagai sumber, kemudian mengabadikannya dalam pembaruan status media sosial. Namun kenyataannya, tak semua mampu mencintai dengan apa adanya. Tak banyak orang yang dengan mudahnya menerima kenyataan. Apakah aku juga demikian?


Ikrom Mustofa.
Februari.

3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...