04/12/17

Menjadi Jujur Atau Tidak Mengutarakan Sama Sekali


Apakah jujur selalu menyakitkan? Jujur mengakui bahwa kita mengagumi seseorang daripada harus memendam perasaan bertahun-tahun lamanya. Aku menjumpai banyak sekali orang yang memilih diam, memilih untuk tak pernah membebaskan perasaan. Dengan alasan yang bermacam-macam. Mulai dari kehilangan kepercayaan diri untuk mengutarakan, hingga mereka lebih senang menunda-nunda sampai waktu yang tak dapat ditentukan.

Apakah menjadi jujur selalu menakutkan? Kamu jujur padanya soal perasaanmu. Kemudian kamu takut makin jauh dengannya. Sebab dia tak menghendakimu ada dalam kehidupannya. Kamu bukan seorang yang ia harapkan. Kamu bukan orangnya. Kamu tiba-tiba jadi orang paling penakut sedunia. Kamu memilih menjauh untuk mencegah perasaanmu tumbuh. Bahkan memilih untuk tak pernah mengenalnya lagi.

Sejak saat itu, ketika aku berani jujur padamu, ada hal yang kemudian kita jaga. Dari cara bicara misalnya. Kemudian sikap kita yang perlahan-lahan mengenal kata canggung. Canggung ketika berpapasan. Canggung ketika berhadapan di ujung telepon. Tanpa kata-kata tepatnya. Kita jadi kenal yang namanya kehilangan kata-kata. Padahal ada ribuan tanya yang ingin kusampaikan sebelumnya. Namun hilang seketika. Padahal ada banyak kabar baik yang ingin kuutarakan sebelumnya. Namun sirna sekejap saja.

Kamu yang membuatku jujur pada kata-kata. Aku tahu jatuh hati kadang selalu kehilangan jati diri. Namun menjadi jujur membuatku lebih sadar bahwa ada hal yang ketika harus kupertahankan sejak awal, maka harus konsisten dijalankan. Bagaimanapun kondisinya. Aku tahu, berjuang tak selamanya menemui jalan mudah. Ia berliku, penuh terjal, bahkan penuh cobaan. Begitu pula dengan berjuang atas nama perasaan. Aku memutuskan untuk memilihmu jadi orang yang kuperjuangkan, maka aku harus siap dengan segala kemungkinan yang ada di depan sana. Bahkan ketika aku merasa bahwa aku tak kuat lagi menghadapinya. Aku harus tetap memperjuangkanmu.



Belanda, 2017

-Ikrom Mustofa-

1 komentar:

  1. Ik bewonder het eerlijk. mijn vader ging ook studeren in Nederland. aan de universiteit van Delft

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...