Katamu aku bianglala di matamu
Mewarnai, memberi kesan, lalu apalagi ya
aku lupa menafsir jauh-jauh waktu itu
Katamu aku kapas lembut yang bertebaran menepi di kulitmu
Melembutkan, lalu membuatmu lebih hangat
Katamu aku misik, misik beraroma melati
Atau mawar merah
Membuatmu terpasung dengan harumnya
Katamu aku gula
Gula apa? Adakah lidahmu selalu bisa menerimaku?
Katamu aku musik klasik
Telingamu jauh lebih nyaman di dekatku
Katamu begitu.
“Ah, Kamu terlalu berlebihan.” Gumamku gontai
“namun begitulah rasanya” jawabmu.
Bogor, 3 Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar