Aku pelupa, dan aku menyadarinya
Lewat tangkapan mata yang sering tak memotret sempurna
Lewat kedua sisi dengar yang terkadang tak merekam semua
Lewat ingatan yang tiba-tiba melemah, lalu tak berdaya
Lewat langkahku, yang tak mampu ku ingat jumlahnya,
Apalagi jumlah denyut nadi yang mengiringi
Aku pelupa, dan aku menyadarinya
Lalu,
Cukuplah seorang kamu yang sabar,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar