30/01/14

"Kamu (2)"

Tulisan itu beragam, ada yang mencoba membangunkan, meruntuhkan pertahanan, atau sekedar membagikan perasaan. Tulisan itu hidup, ia bernafas lewat diksi, ia melangkah lewat bait, atau ia pernah menunggu keadaan lalu mencari kepastian, seperti tulisan ini, mungkin saja kamu yang tengah ditunggu dan dicari.

Jika menunggu itu lebih mulia dari logam mulia, maka lebih baik kuurungkan saja cincin emas itu, lalu ku ganti dengan benih-benih do’a dan asa. Jika kamu telah siap, tak ada lebih baik dari kesiapan dua hati untuk saling memaharkan diri. Jika aku telah siap, maka tak ada yang lebih indah dari diam lalu menyatakan. Karena kebermanfaatan selalu menepati waktu, menepati janji, dan saling melengkapi.

Jika mencari itu soal harga dan jati diri, maka sebaik-baik pencarian ialah yang terbaik diantara kalian. Jika ini tentang memantaskan diri, maka jadilah kita yang saling berbenah. Kita belajar masing-masing, belum perlu bertemu, cukup mencontohkan dalam diri. Kita berupaya berbenah dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Kita menjadi kita masing-masing, tak perlu menjadi orang lain. Berbenah bukan karena kamu atau aku, namun ini adalah hakikat insan yang ingin terus beruntung. Semoga Allah memudahkan setiap pencarian.

Jika aku menemuimu nanti...
Jika kamu ialah seorang guru, cukuplah menjadi guru terbaik bagi anak-anak kita. Jika kamu seorang penjahit, utamakanlah merajut renda-renda keluarga kita. Jika kamu seorang perawat, jika kamu seorang dokter, ahli gizi, peneliti, atau apapun itu, tetaplah menjadi kamu, dan tetaplah menjadi kamu yang ada di hati, keluarga, dan anak-anak kita.

Jika kamu mendapatiku nanti...
Maka aku adalah tentangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...