08/02/13

“Mimosa pudica”


Aku menemuinya dalam diam
Dengan separuh degup yang tak kunjung sirna
Aku menghadapkan kecamuk jiwa bersama anyam gusar
Dengan segenap rasa yang berharap terbalas oleh rima

Ia mungkin hendak membalas bahasa mata ini
namun diamnya tertunduk bisu, hening
sehening suasana peron stasiun kala senja
atau ia hendak menahan raut, membungkam irama
resah yang cukup kias untuk ku tebas
gelisah yang hampir musnah oleh pandang dalam remang

sesekali ku layangkan senyum, senyum hingga berhasil ku palingkan mukaku tanpanya
ah, ia juga membalas, tanpa tuba, tanpa cela, simpul namun tiada masygul
hendak ku sapa barang sepatah sajak saja
namun bisuku belum jua usai, suaraku habis dilalap auman sirine
hingga ia benar-benar  beranjak dengan sepotong buku dalam genggaman
ia tetap menatap sendu dalam diam
bersama kereta senja yang perlahan menjauh
jauh ke timur sana

*terilhami oleh sebuah peristiwa saat suasana senja di Stasiun Kereta Api Lempuyangan Yogyakarta.

Bogor, 8 Februari 2013
Ikrom Mustofa
Sekisah Asa dalam Cita-27

sumber gambar: http://rinduku.wordpress.com/2012/11/12/putri-malu/

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...