aku juga pernah berlelah-lelah dalam mengeja kata hingga
berbaris sajak
hingga jemari ini pernah kelu dan kuasku berderit tak tentu
menggoreskan sebait rinduku untuk sekisah anthurium
kisah cinta mirip majnun, kisah luka dalam bersayat sembilu
ah, lagi-lagi berucap akan asa
asa yang dulu pernah melekat hangat dalam dinding-dinding
rumah tuaku
asa yang dulu pernah dielu-elukan oleh sebaris melati tak
berkelas
kini hanya sepotong, sepenggal, bahkan tinggal secuil asa
sebagian telah sirna oleh waktu, oleh cinta tak sempurna
“buat apa berlelah-lelah akan cinta, hingga semua tiba pada
waktunya”
pujangga mana lagi yang bersimfoni sebebas itu
nyatanya berjuta hati tinggal separuh
lekang oleh bulan yang jua tinggal separuh
dari pungguk-pungguk yang setia merindu
*ku dedikasikan kepada jiwa-jiwa yang tengah merindu. meridu kepada siapapun itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar