03/10/18

Harapan dan Putus Asa


Apakah batas antara berharap dan putus asa itu ada?

Aku kemudian bertanya pada diri sendiri. Mengamati sisi-sisi gelap kota ini. Berjalan tanpa arah. Membelah malam, menyingkap kegelapan. Merenung pada titik paling memilukan.

Mungkin, berharap dan putus asa itu ikut mengalir dalam darah. Dua hal yang tak mampu dipisahkan. Dalam kondisimu yang tengah berharap, ada putus asa di sana. Dan dalam keadaanmu yang tengah berputus asa, ada setitik harapan di sana. Manusiawi sekali. Selalu ada hitam putihnya. Khilaf selalu menawarkan sebuah kata maaf, bukan?

Apakah batas antara rindu dan benci itu ada?

Aku kemudian melihat pada diriku sendiri. Menyusuri setiap bilik perasaan ini. Kemudian mengingatmu sejenak. Tak dapat dimungkiri, aku merindukanmu. Bahkan sangat merindumu. Setiap hal tentangmu membuatku rindu. Namun aku juga benci kamu saat ini. Aku benci dari caramu memperlakukanku. Membuatku kecewa berkepanjangan. Membuatku semakin berharap dalam ketidakpastian.

Bagiku saat ini, aku bahkan tak menemui batas antara rindu dan benci. Ia beriringan, berpapasan, kadang saling tumpang tindih. Seperti ketika aku mengingatmu, kemudian rindu hadir tiba-tiba, beberapa saat setelah itu timbul benci padamu. Kamu orang yang telah berhasil menghadirkan rasa rindu dan benci jadi bersahabat. Saat ini.


#DalamSketsa
-Ikrom Mustofa-


2 komentar:

  1. TRADING ONLINE
    BROKER AMAN TERPERCAYA
    PENARIKAN PALING TERCEPAT
    - Min Deposit 50K
    - Bonus Deposit 10%** T&C Applied
    - Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover

    Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com

    BalasHapus
  2. Dalam sekali ^^
    Aku bersemoga dengan sungguh. Semoga yang sekarang abstrak bisa segera jadi terang, Semoga yang jauh dapat dapat segera direngkuh.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...